Ini bukan sekadar “hari yang buruk”. Ini mungkin pertanda kamu sedang menuju kelelahan kronis akibat kerja, atau yang dikenal sebagai burnout.
Menurut WHO, burnout adalah sindrom akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola. Mengenali gejalanya sejak dini adalah langkah krusial untuk mencegahnya jadi lebih parah.
Berikut adalah tiga pilar utama gejala burnout yang wajib kamu waspadai.
🥵 1. Kelelahan Ekstrem (Fisik & Emosional)
Ini gejala yang paling mudah dikenali. Kamu merasa “baterai”-mu benar-benar habis, dan tidur di akhir pekan saja sepertinya tidak cukup untuk mengisinya kembali.
- Gejalanya:
- Selalu Merasa Capek: Kelelahan kronis yang terasa sampai ke tulang, bahkan saat tidak melakukan aktivitas berat.
- Masalah Tidur: Susah tidur, sering terbangun di malam hari, atau sebaliknya, ingin tidur sepanjang waktu.
- Gejala Fisik: Lebih sering sakit kepala, nyeri otot, atau daya tahan tubuh menurun sehingga gampang sakit.
- Nggak Ada Energi Buat Hal Lain: Setelah selesai bekerja, kamu merasa tidak punya tenaga lagi untuk hobi atau bersosialisasi.
😒 2. Sikap Sinis & ‘Jaga Jarak’ dari Kerjaan
Kamu mulai membangun “dinding” emosional antara dirimu dan pekerjaan. Rasa kepuasan yang dulu ada perlahan hilang, digantikan oleh perasaan negatif.
- Gejalanya:
- Jadi Sinis atau Sarkastik: Sering melontarkan komentar negatif tentang pekerjaan, perusahaan, atau rekan kerja.
- Gampang Tersinggung: Toleransimu terhadap rekan kerja atau tuntutan pekerjaan menurun drastis.
- Merasa Terasing: Menarik diri dari interaksi sosial di kantor dan mengerjakan tugas seperti robot.
- ‘Sunday Scaries’ yang Parah: Rasa cemas yang luar biasa setiap Minggu malam saat memikirkan harus kembali bekerja.
📉 3. Merasa Nggak Kompeten & Nggak Produktif Lagi
Kamu mulai merasa tidak mampu dan tidak produktif, sekeras apa pun kamu berusaha. Keraguan diri dan perasaan “imposter syndrome” bisa meningkat tajam.
- Gejalanya:
- Hobi Nunda-nunda (Procrastination): Tugas yang dulu mudah kini terasa sangat berat untuk dimulai.
- Gampang Kewalahan (Overwhelmed): Bahkan tugas-tugas kecil terasa membebani dan sulit diselesaikan.
- Sering Bikin Salah: Konsentrasi menurun, menyebabkan kamu membuat lebih banyak kesalahan dari biasanya.
- Kehilangan Motivasi: Kamu merasa pekerjaanmu tidak lagi memberikan dampak atau arti.
💡 Merasa Punya Gejala-gejala Itu? Lakukan Ini Segera!
Jika kamu merasakan kombinasi dari gejala di atas, jangan diabaikan.
- Akui & Terima: Langkah pertama adalah mengakui bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja. Ini bukan tanda kelemahan.
- Tegakkan Batasan (Set Boundaries): Belajarlah untuk bilang “tidak” pada tugas tambahan. Matikan notifikasi pekerjaan setelah jam kerja.
- Cari Dukungan: Bicarakan perasaanmu dengan atasan yang suportif, teman, atau jika perlu, seorang profesional kesehatan mental.
- Ambil Jeda: Manfaatkan jatah cutimu untuk benar-benar “putus koneksi” dari pekerjaan.
✨ Kamu Berhak Punya Karier yang Sehat & Berkelanjutan
Mendengarkan sinyal dari tubuh dan pikiranmu adalah bentuk profesionalisme tertinggi. Kamu layak mendapatkan karier yang tidak hanya sukses, tetapi juga sehat. Mengenali gejala ini sejak dini adalah langkah pertama untuk kembali memegang kendali atas kesejahteraanmu.